No. 48 Mempunyai...atau..Memunyai ?
Akhir-akhir ini kita dibingungkan oleh penggunaan kata “mempunyai” dan “memunyai”. Media massa juga dibuat pusing. Ada surat kabar yang memakai kata “mempunyai” dan ada yang menggunakan kata “memunyai” dalam tulisan berita atau artikelnya. Lalu kita bertanya-tanya,mana yang benar?
Selama ini kita pelajari bahwa kalau sebuah kata yang diawali dengan huruf p bergabung dengan awalan me-, huruf p akan luluh. Namun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis
kata punya dengan kata turunan mempunyai dan bukan memunyai sedangkan kata pengaruh, perkosa, perhati yang sebelumnya kata turunannya adalah mempengaruhi, memperkosa, memperhatikan, dalam KBBI Edisi Keempat (2008) telah diubah menjadi memengaruhi, memerkosa, memerhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf
p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa
Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian
berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Mudah-mudahan dalam KBBI Edisi berikutnya turunan kata punya akan menjadi memunyai. Insya Allah!
|