No. 11 kaidah ejaan -
bagian T
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata dasar, kata berimbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) kata ulang, dan kata majemuk.
1. Kata
dasar ditulis sebagai kesatuan yang berdiri sendiri. Contoh: sahabat,
daerah, datang, pergi, panas, dingin dsb.
2. Imbuhan (awalan atau
akhiran) pada kata turunan ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh : bermain, menari, tertawa, dianggap, seorang, biarkan, jumpai
dsb.
3. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran,
awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan
saja. Contoh: Gabungan Kata Bentuk Salah Bentuk
Benar tanda tangan bertandatangan bertanda
tangan beri tahu memberitahu memberi
tahu kerja sama bekerjasama bekerja
sama sebar luas sebarluaskan sebar
luaskan ikut serta ikutsertakan ikut
sertakan
4. Kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan
akhiran,bentuk kata turunannya harus dituliskan serangkai
seluruhnya.
Contoh: Gabungan Kata Bentuk Salah Bentuk Benar
tanda tangan ditanda tangani
ditandatangani beri tahu pemberi tahuan
pemberitahuan simpang siur kesimpang siuran
kesimpangsiuran tidak adil ketidak adilan
ketidakadilan sebar luas menyebar luaskan
menyebarluaskan kurang tahu kekurang tahuan
kekurangtahuan rumah sakit dirumah sakitkan
dirumahsakitkan
5. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan memakai
tanda hubung.
Contoh: Bentuk Salah Bentuk Benar
jalan2 jalan-jalan sayur mayur
sayur-mayur gonta ganti gonta-ganti
ramah tamah ramah-tamah pilah pilih
pilah-pilih simpang siur simpang-siur
Masih banyak
kita jumpai penulisan ejaan yang tidak tepat berdasarkan kaidah ejaan.
Mungkin karena belum memahami betul caranya atau kurang teliti. Namun,
setiap bahasa memiliki kaidah yang harus ditaati bila memakai bahasa resmi
tertulis. Mengingat kali ini uraian mengenai kaidah ejaan cukup banyak,
sehingga terpaksa dibagi dalam beberapa bagian yang bersambung. Sampai
jumpa lagi pada Bagian II.
|