No. 5 masing-masing, tiap-tiap
Tanggapan positif dari beberapa peserta kursus INJ, dan mantan siswa/siswi yang sekarang bermukim di Pulau Bali atau Jakarta terhadap bahan yang disajikan
dalam Ruang Bahasa Indonesia ini telah mendorong saya untuk mengasuh Ruang
Bahasa Indonesia ini lebih lanjut. Saya mengucapkan terima kasih banyak atas perhatiannya.
_________ masing-masing ________
_______ tiap-tiap __________
Kali ini saya akan menjelaskan pemakaian
kata masing-masing dan tiap-tiap atau setiap.
Contoh pemakaian yang salah:
1. Masing-masing calon peserta kontes kecantikan harus mendaftar pada panitia.
2. Masing-masing negara berkewajiban
melindungi warganya.
Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama pemakaiannya, meskipun kedua kata ini bersinonim, artinya memiliki
arti yang sepadan. Kata masing-masing tergolong kata
benda (nomina). Jadi tidak diikuti kata benda, tetapi kata kerja (verba). Kata
tiap-tiap tergolong kata
bilangan (numeralia). Jadi diikuti oleh kata benda.
Contoh pemakaian yang benar dari
kalimat di atas:
1. Tiap-tiap calon peserta kontes kecantikan harus mendaftar pada panitia.
Calon peserta kontes kecantikan, masing-masing harus mendaftar pada panitia.
2. Tiap-tiap negara berkewajiban melindungi
warganya.
Negara masing-masing
berkewajiban melindungi warganya.
Contoh lainnya :
3. Setiap (tiap-tiap) bangsa memiliki sejarah dan kebudayaannya.
4. Tiap liburan musim panas, kawan saya pasti berlibur ke Pulau Bali.
5. Para siswa kursus ini masing-masing dianjurkan menempuh Ujian Keterampilan Bahasa Indonesia.
6. Peserta rapat masing-masing mengemukakan pendapatnya tentang masalah itu.
Sudah cukup jelas bagi Anda, perbedaan dalam pemakaian dua kata tersebut
di atas? Memang, kelihatannya soal sepele dan kurang diperhatikan, tetapi
kalau hendak memakai bahasa Indonesia yang benar dan baku kita perlu memperhatikan
hal tersebut. Ruang Bahasa Indonesia juga membuka peluang untuk tanya jawab
soal bahasa Indonesia. Bagi yang berminat, gunakan kesempatan ini untuk
bertanya dan jangan malu atau segan. Seperti kata peribahasa, ”Malu bertanya
sesat di jalan.”
|